Kasus kecanduan judi online semakin marak dan membawa dampak yang memprihatinkan. Salah satu contoh terbaru terjadi di sebuah universitas negeri di Indonesia, di mana seorang mahasiswa terpaksa berurusan dengan hukum setelah mencuri uang organisasi kampus demi membiayai kebiasaan buruknya bermain judi online.

RRI.co.id - Darurat Judi Online di Kalangan Mahasiswa

Awal Mula Kecanduan Judi Online

Mahasiswa berinisial A, yang dikenal sebagai sosok aktif di organisasi kampus, awalnya hanya bermain judi online untuk mengisi waktu luang. Teman-temannya mengatakan bahwa A terpengaruh oleh ajakan orang-orang di sekitarnya yang sering berbicara tentang keuntungan besar dari taruhan online. Dalam beberapa kesempatan, A berhasil menang, meskipun jumlahnya tidak signifikan. Namun, kemenangan awal ini membuatnya percaya bahwa ia bisa mendapatkan lebih banyak uang hanya dengan bertaruh.

Ketika ia mulai kalah, kebiasaan bermain judi ini berubah menjadi kecanduan. A merasa harus terus bermain untuk mengembalikan uang yang hilang, tetapi yang terjadi justru sebaliknya: ia kehilangan lebih banyak.

Baca Juga: Gagal Menang Judi Online, Pria Aniaya Tetangga

Mencuri Dana Organisasi

Sebagai bendahara di salah satu organisasi mahasiswa, A memiliki akses penuh terhadap dana kegiatan. Ketika keuangan pribadinya menipis, ia mulai mengambil uang dari rekening organisasi untuk membiayai taruhannya. Awalnya, jumlah yang diambil kecil dan ia berniat mengembalikan uang tersebut setelah menang judi. Namun, kekalahan terus-menerus membuat jumlah yang diambil semakin besar.

Dalam kurun waktu tiga bulan, A menggelapkan uang organisasi hingga mencapai puluhan juta rupiah. Ketika pengurus organisasi lain mencurigai adanya kejanggalan dalam laporan keuangan, mereka melakukan audit internal dan menemukan bahwa sebagian besar dana telah hilang.

Konsekuensi yang Harus Dihadapi

Kasus ini akhirnya dilaporkan kepada pihak kampus, dan A dipanggil untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dalam pemeriksaan, A mengakui bahwa ia mencuri uang organisasi untuk bermain judi online. Pihak kampus kemudian memutuskan untuk mengeluarkan A dari universitas dan melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib.

Selain kehilangan status sebagai mahasiswa, A kini menghadapi tuntutan hukum atas tindakannya. Ia juga mengalami tekanan mental yang berat karena harus berhadapan dengan keluarga, teman-teman, dan masyarakat yang mencemooh tindakannya.

Pelajaran dari Kasus Ini

Kisah tragis ini menjadi pengingat akan bahaya judi online, terutama di kalangan mahasiswa. Kecanduan judi tidak hanya merusak keuangan seseorang tetapi juga menghancurkan masa depan dan reputasi. Universitas dan masyarakat diharapkan dapat lebih aktif dalam memberikan edukasi kepada mahasiswa mengenai bahaya judi online dan menyediakan ruang konsultasi bagi mereka yang membutuhkan bantuan.

Mencegah Kasus Serupa

Untuk mencegah kejadian serupa, pihak kampus diharapkan meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan dana organisasi. Selain itu, edukasi tentang literasi keuangan dan bahaya kecanduan judi harus menjadi prioritas dalam pembinaan mahasiswa. Orang tua juga perlu berperan aktif dalam memantau aktivitas anak-anak mereka, terutama terkait penggunaan uang dan internet.

Kasus A menjadi bukti nyata bahwa judi online tidak pernah membawa keuntungan yang sebenarnya. Sebaliknya, ia membawa kerugian besar yang menghancurkan masa depan dan kehidupan seseorang.